MEJAQQ - Munculnya hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown disease) yang menyerang anak-anak di sejumlah negara, Kementerian Kesehatan meminta warga untuk lebih waspada akan penyakit ini. Terutama setelah munculnya kasus dugaan penyakit hepatitis ini menyerang tiga pasien anak di Jakarta, yang mana ketiganya meninggal dalam rentang dua minggu terakhir bulan April lalu.
Hepatitis adalah penyakit yang muncul akibat adanya peradangan pada hati. Hingga saat ini, investigasi terhadap hepatitis anak misterius ini masih terus dilakukan dengan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebabnya.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, hepatitis anak ini diduga disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan virus serupa lain yang menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.Daftar MejaQQ
Bahaya Hepatitis Anak
Mengapa hepatitis anak misterius ini dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO? Hepatitis biasanya disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Hanya saja, pada kasus ini tidak ditemukan adanya sejumlah virus hepatitis ini, sehingga penyebabnya belum dapat dipastikan lebih lanjut.
Namun, sejumlah Adenovirus dan SARS CoV-2 ditemukan pada beberapa kasus, yang bisa jadi kombinasi keduanya menjadi pemicu dari hepatitis anak misterius ini. Saat ini, hepatitis akut ditemukan menyerang anak rentang usia bayi satu bulan hingga anak usia 16 tahun.
Karena belum diketahui apa penyebabnya, hepatitis akut ini dimasukkan ke dalam golongan penyakit serius. Pasalnya, dari seluruh kasus yang ditemukan, kurang dari 20 pasien harus mendapatkan transplantasi hati dan satu pasien meninggal.
MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA
Apa saja gejalanya?
Secara umum, gejala awal hepatitis akut adalah sakit perut, mual, muntah, diare, dan pada beberapa kasus juga disertai dengan demam ringan. Selain itu, gejala lain yang bisa muncul juga bisa berupa gejala kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.
Jika tidak ditangani, gejala yang muncul akan semakin berat seperti warna urin yang sangat gelap seperti teh dan feses yang berwarna gelap. Apabila terus dibiarkan, hepatitis akut dapat menyebabkan kerusakan hati permanen yang pada akhirnya menyebabkan gagal hati.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk lebih waspada terhadap kesehatan si kecil. Meski gejala awal dari hepatitis cukup jelas, terkadang gejala ini tidak muncul pada anak usia di bawah enam tahun karena respon imun yang lambat (belum sempurna).
Kasus hepatitis akut ini pertama kali dilaporkan pada WHO pada 5 April 2022, dengan jumlah 10 kasus. Hingga kini, jumlah laporan terus bertambah. Telah tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan dari berbagai negara.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari CNBC Indonesia mengatakan, “Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.”
Cara Mencegah Hepatitis Anak
Langkah awal untuk mencegah hepatitis anak adalah menerapkan protokol kesehatan dan meningkatkan pemahaman orang tua mengenai gejala awal hepatitis anak yang muncul.
Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, mengatakan dalam keterangan pers, “Untuk mencegah dari gangguan saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.”
“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelamatkannya sangat kecil,” tambahnya.Agen BandarQ Online
Umumnya, cara mencegah potensi penularan penyakit baru ini sama seperti pencegahan penyebaran virus COVID-19, yakni 3M: menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Namun, beberapa proteksi tambahan tampaknya juga perlu dilakukan bagi orang tua dengan anak usia di bawah enam tahun.
Sebaiknya hindari konsumsi makanan dari luar untuk mencegah penularan virus melalui makanan yang tidak bersih, terutama hindari kerumunan karena penyebab dan penanganan tepat dari penyakit ini masih belum diketahui.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan paduan untuk mencegah penyakit serius ini. Ada pun cara pencegahannya adalah,
- Mencuci tangan dengan sabun
- Mengonsumsi air bersih dan matang
- Mengonsumsi makanan yang matang sepenuhnya
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Tidak berbagi penggunaan barang pribadi
- Memakai masker dan menjaga jarak
2 Komentar
Thats really great blog, Thank You.
BalasHapusRecords management is the backbone of open government programs and initiatives in the United States, Canada, and more than 70 countries around the world.While it is important to make government information increasingly accessible, in order to improve transparency and accountability, it is even more crucial for records managers to understand the importance of developing and maintaining a strong and effective data retention.A data retention policy (DRP) is a simple system of rules for holding, storing, and deleting the information an organization generates and handles. For more at DRP
That’s nice blog . this is such a great post for me and for others as well. I really love this post, as well as it’s very useful for me .thanks and keep it up.
BalasHapusFor more at Euro Palace casino review