MEJAQQ -Sakit kepala karena kurang tidur dapat memengaruhi aktivitas Anda sehari-hari. Kurang tidur akan menyebabkan kepala pusing seperti migrain dan sakit kepala tegang.
Mencukupi kebutuhan jam tidur adalah salah satu cara agar hidup lebih sehat. Banyak penelitian yang mengatakan kurang tidur menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah sakit kepala. Sakit kepala karena kurang tidur inilah yang membuat Anda sulit melakukan berbagai aktivitas di siang hari.Daftar MejaQQ
Kaitan sakit kepala dengan kurang tidur
Sakit kepala karena kurang tidur dapat menimbulkan konsekuensi jangka pendek seperti mengantuk dan lesu. Namun, jika kurang tidur terjadi dalam waktu lama, maka akan berdampak serius pada kesehatan. Berikut ini penelitian tentang hubungan sakit kepala dan kurang tidur:
1. Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Penelitian pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Missouri State University mengatakan bahwa kurangnya tidur pada fase gerakan mata cepat (Rapid Eye Movement) dapat menyebabkan sakit kepala yang menyiksa.
Tidur REM terjadi dalam interval 90 hingga 120 menit sepanjang malam dan didapat dari gerakan mata cepat yang terjadi selama tidur. Ketika seseorang memasuki fase tidur REM, ia akan mengalami peningkatan mimpi, pergerakan tubuh, pernapasan lebih cepat, dan detak jantung meningkat. Para peneliti percaya bahwa tidur REM diperlukan untuk menyimpan ingatan, belajar, dan mengatur suasana hati.
MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA
2. Kurangnya toleransi terhadap rasa sakit
Pada penelitian tahun 2011 mengatakan bahwa kurang tidur meningkatkan protein pada tubuh yang berkontribusi pada nyeri kronis. Protein ini dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menahan rasa sakit dan dapat memicu sakit kepala dan migrain.
Kurang tidur juga dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menahan rasa sakit. Penelitian menemukan bahwa orang yang mengalami insomnia dan masalah tidur lainnya memiliki toleransi sakit yang lebih rendah daripada mereka yang tidak mengalami kesulitan tidur.
3. Mendengkur dan sleep apnea
Sebagian besar kasus kurang tidur juga disebabkan oleh sleep apnea. Mendengkur merupakan salah satu penyebab kurang tidur dan sangat berisiko tinggi memicu sakit kepala. Hal ini merupakan salah satu gejala utama apnea tidur obstruktif, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan jeda sementara pada pernapasan saat tidur.
Sleep apnea sangat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan orang terbangun dengan sakit kepala dan perasaan tak tenang. Beberapa gejala sleep apnea meliputi:
- Henti napas selama beberapa kali ketika tertidur
- Bangun tidur karena harus buang air kecil di malam hari
- Ngantuk di siang hari
- Berkeringat di malam hari
Namun, tidak semua orang mendengkur mengalami sleep apnea obstruktif. Mendengkur bisa disebabkan oleh masalah lain, seperti alergi atau hidung tersumbat yang juga dapat menyebabkan sakit kepala.
Berapa lama waktu tidur yang dibutuhkan?
Lantas, seberapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tidur cukup? Kebutuhan tidur memang berbeda-beda tergantung tahapan usia.
- Untuk usia bayi baru lahir hingga 3 bulan sebaiknya tidur 14-17 jam sehari. Sedangkan usia 4 hingga 11 bulan disarankan tidur 12-15 jam.
- Untuk anak 1-2 tahun waktunya semakin menurun yaitu 11-14 jam sehari. Balita usia 3-5 tahun harus tidur 10-13 jam sehari. Anak usia 6-13 tahun dikatakan tidur cukup 9-11 jam sehari.
- Untuk remaja usia 14 hingga 17 tahun sebaiknya tidur 8-10 jam sehari. Usia 18-64 tahun disarankan tidur 7-9 jam sehari.
Cara mengatasi kepala pusing karena kurang tidur
Jika Anda mengalami sakit kepala tegang atau migrain karena kurang tidur, Anda bisa mencari pengobatan untuk meringankan gejalanya.Agen BandarQ Online
Cara mengatasi kepala pusing karena kurang tidur bisa diatasi dengan minum obat yang dijual bebas ataupun obat resep yang dapat mengurangi ketidaknyamanan saat sakit kepala. Beberapa jenis obatnya yaitu:
- Obat penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen
- Obat kombinasi yang mengandung pereda nyeri dan obat penenang yang diresepkan dokter
- Triptan, yang merupakan obat resep yang digunakan untuk mengobari migrain
- Untuk mencegah sakit kepala berulang, dokter mungkin akan meresepkan obat berikut:
- Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline dan protriptyline
- Antidepresan lain seperti venlafaxine dan mirtazapine
- Antikonvulsan seperti topiramate dan relaksan otot
Sakit kepala migrain lebih parah dibanding sakit kepala tegang. Oleh karena itu, dibutuhkan obat yang lebih agresif. Jika Anda menderita migrain, resep dan obat OTC berikut dapat meringankan gejala Anda:
- Pereda nyeri, seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen, dan naproxen
- Indometasin
- Triptan juga dapat membantu jalur nyeri di otak. Cara kerjanya adalah dengan mengikat reseptor serotonin dan mengurangi pembengkakan pembuluh darah.
- Ergot, atau jenis obat yang mengandung ergotamine dan sering dikombinasikan dengan kafein. Kombinasi ini mengurangi rasa sakit dengan menyempitkan pembuluh darah. Obat ini efektif dalam mengurangi nyeri migrain yang berlangsung selama lebih dari 48 jam dan paling efektif bila diminum tepat setelah munculnya gejala.
- Obat anti mual, seperti chlorpromazine, metoclopramide, dan prochlorperazine.
- Obat golongan opioid, termasuk yang mengandung narkotika seperti kodein. Obat ini sering juga diresepkan untuk mengatasi migrain terutama bagi mereka yang tidak dapat mengonsumsi triptan atau ergot. Namun, obat golongan ini dapat menyebabkan ketergantungan sehingga tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang.
- Glukokortikoid seperti prednisolon dan deksametason dapat meredakan nyeri akibat migrain.
Selain pengobatan, Anda juga bisa melakukan beberapa teknik ini untuk mengurangi sakit kepala akibat kurang tidur:
- Kurangi stress dengan olahraga, teknik relaksasi, atau terapi
- Oleskan kompres panas atau dingin ke kepala selama 5 hingga 10 menit
- Coba akupuntur atau pijat
- Tidur di ruang gelap dan sunyi saat sakit kepala
- Kompres dingin di belakang leher dan beri pijatan lembut pada area yang sakit di dahi
- Terapi perilaku kognitif
- Minum suplemen, termasuk vitamin B-2, koenzim Q10, dan magnesium
0 Komentar