Penyakit Mukormikosis yang Hantui COVID-19 di India

MEJAQQ - Mukormikosis adalah jenis infeksi jamur langka namun cukup serius. Penyakit ini kembali mengemuka ketika India menghadapi gelombang kedua meningkatnya kasus COVID-19 pada pertengahan tahun 2021. Bagaikan mimpi buruk, jumlah kasus yang disebut black fungus ini turut meningkat sama seperti COVID-19.

Setidaknya, lebih dari 9.000 kasus mukormikosis terjadi di India, menurut keterangan Menteri Federal Sadananda Gowda. Padahal, tenaga medis dan penanganan kesehatan di sana sudah kian kewalahan.

Lebih dari 26 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 telah terjadi di India. Hampir setengahnya terjadi dalam periode bulan April-Mei 2021. Namun tentu angkanya bisa jadi jauh lebih tinggi mengingat jangkauan testing yang masih terbatas.Daftar MejaQQ

Ketika para ahli berpendapat bahwa jumlah kasus positif COVID-19 di gelombang kedua ini mulai menurun, ada mimpi buruk berikutnya. Muncul penyakit “black fungus” atau mukormikosis yang langsung memicu kekhawatiran warga India.

Pemerintah india melaporkan hingga akhir Mei 2021, ada 9.000 kasus mukormikosis terdeteksi. Bahkan, obat untuk mengatasinya yaitu Amphotericin B pun langka.

Padahal akibat hantaman gelombang kedua COVID-19 ini, tenaga kesehatan dan sumber daya penanganan medis nyaris tumbang. Tingginya frekuensi kasus mukormikosis bahkan mengejutkan para dokter karena meskipun tidak menular, infeksi ini cukup fatal.

MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA

Apa penyebabnya?

Menurut akar masalah mengapa mimpi buruk infeksi black fungus ini muncul di India, ada beberapa faktor yang memicunya. Sebelumnya, India menggelar pesta pernikahan, kampanye, hingga pemilu tanpa pembatasan protokol kesehatan apapun.

Di saat yang sama, pemerintah terlalu fokus pada pemilu, bukannya mencurahkan daya upaya untuk mengatasi COVID-10. Waktunya sungguh tidak tepat.

Beberapa faktor yang memicu munculnya mukormikosis di masa pandemi ini adalah:

  • Masalah imunitas

Tingginya jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di India sangat berperan dalam meningkatnya kasus infeksi mukormikosis. Dulu sebelum ada virus SARS-CoV-2, infeksi ini telah lebih dulu ada. Tingkat kematiannya pun tinggi.

Infeksi jamur yang satu ini rentan menyerang pasien dengan sistem imun lemah serta penderita kondisi medis lain terutama diabetes. Ketika kadar gula darah tak terkendali, orang dengan masalah imun lebih berisiko terinfeksi mukormikosis.

  • Misinformasi vaksin COVID-19

Idealnya dengan sudah adanya vaksin COVID-19, semakin banyak orang mendapatkan vaksinasi, akan kian cepat pula terbentuk kekebalan komunitas. Sayangnya, banyak juga misinformasi terkait vaksin COVID-19.

Ada anggapan bahwa ketika mendapatkan vaksin COVID-19, seseorang justru lebih rentan terinfeksi. Belum lagi sederet efek samping lain yang seakan membenarkan misinformasi itu. Rumor menyebar dengan cepat dan sayangnya dipercaya banyak orang.

  • Penggunaan obat steroid

Tenaga medis juga menggunakan obat steroid sebagai upaya mengurangi kematian pasien COVID-19, terutama bagi yang saturasi oksigennya rendah. Sebab, steroid mengurangi peradangan. Namun, penggunaan obat semacam ini berdampak negatif terhadap kemampuan tubuh melawan infeksi.

Ketika pemberian obat steroid tidak sesuai dosis, kemungkinan terinfeksi penyakit lain kian besar. Belum lagi bagi penderita diabetes. Ketika kadar gula darah tidak terkendali, ditambah dengan konsumsi obat steroid, maka levelnya kian acak.

Konsekuensinya, darah akan bersifat asam dan menjadi tempat berkembang biak jamur tertentu. Tim dokter setuju bahwa penderita COVID-19 yang juga punya kondisi diabetes berada dalam situasi sangat tidak menguntungkan karena efek dari obat steroid ini.Agen BandarQ Online

  • Keterbatasan alat medis

Tanpa mukormikosis saja, sistem kesehatan di India nyaris kolaps. Ini pula yang dinilai sebagai penyebab tingginya kasus infeksi mukormikosis karena penggunaan tabung oksigen yang mungkin telah terkontaminasi pasien lain.

Apalagi, ketersediaan dan mekanisme pengiriman tabung oksigen masih sangat terbatas. Tak menutup kemungkinan tenaga medis mau tak mau harus menggunakan tabung oksigen manapun, entah dari mana asalnya. Bahkan, mungkin yang sudah kedaluwarsa sekalipun.

Tidak ada yang tahu, tabung oksigen semacam ini sudah menjadi tempat koloni berkembang biaknya jamur.



Posting Komentar

0 Komentar