MEJAQQ -Perbedaan HIV dan AIDS sebenarnya sederhana. HIV adalah virus yang menyebabkan melemahnya sistem imun, sedangkan AIDS adalah kondisi medis yang dipicu virus tersebut. Supaya kondisi HIV tidak semakin parah, dokter akan menyarankan terapi antiretroviral (ART) seumur hidup.
Sebagian orang masih beranggapan bahwa HIV dan AIDS adalah kondisi yang sama. Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda. Supaya tidak salah kaprah lagi, kenali perbedaan HIV dan AIDS berikut ini.
MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA
Apa perbedaan HIV dan AIDS?
Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Sesuai namanya, HIV hanya dapat dialami manusia. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuatnya tidak mampu bekerja secara efektif sebagaimana mestinya.
Sebenarnya, sistem imun dapat melawan berbagai macam virus yang menyerang tubuh. Sayangnya, daya tahan tubuh kita tidak bisa mengatasi HIV.
Sementara itu, acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS adalah kondisi yang merupakan komplikasi dari infeksi virus HIV.
AIDS, yang juga biasa disebut HIV stadium 3, terjadi saat HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh.
AIDS adalah kondisi yang rumit, di mana setiap penderitanya dapat mengalami gejala yang berbeda-beda.
Siapa saja yang rentan mengidap HIV atau AIDS?
Terdapat sejumlah perilaku gaya hidup atau kondisi yang bisa membuat seseorang lebih berisiko mengidap HIV atau AIDS.
- Melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom.
- Menderita penyakit menular seksual, seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterialis.
- Terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual.
- Menggunakan alat suntik atau larutan obat yang sudah terkontaminasi.
- Menjalani prosedur transfusi darah, transplantasi jaringan, atau prosedur medis lain yang melibatkan penyayatan dan penindikan yang tidak steril.
- Mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk pada petugas kesehatan.
Gejala HIV dan AIDS secara umum
Sekitar 2-4 minggu setelah terinfeksi, penderita HIV umumnya mengalami gejala seperti flu. Ini adalah respons alami tubuh terhadap infeksi HIV.
Berikut adalah beberapa gejala mirip flu yang dimaksud.
- Demam
- Menggigil
- Ruam
- Keringat di malam hari
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Lelah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sariawan.
Gejala-gejala HIV di atas dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Akan tetapi, ada pula sebagian penderita HIV yang tidak mengalami gejala apa pun pada fase awal.
Apabila HIV telah berkembang menjadi AIDS, berikut adalah gejala yang dapat dialami penderitanya.
- Penurunan berat badan yang cepat
- Demam berulang atau keringat malam yang banyak
- Kelelahan yang ekstrem dan tak dapat dijelaskan
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, dan leher
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
- Pneumonia
- Munculnya bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan di permukaan atau bawah kulit, dalam mulut, hidung, hingga kelopak mata
- Hilang ingatan, depresi, dan gangguan saraf lainnya.Daftar MejaQ
Tahapan HIV menjadi AIDS
1. Infeksi HIV akut
Infeksi HIV akut adalah sebutan untuk fase awal infeksi HIV, di mana penderitanya dapat mengalami gejala-gejala, seperti demam, mudah lelah, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga pembengkakan amandel.
2. Infeksi HIV kronis
Tahapan kedua dari infeksi HIV disebut sebagai infeksi HIV kronis. Sepanjang fase ini, HIV terus berkembang dalam tubuh, tetapi pada tingkat yang sangat rendah.
Bahkan, orang dengan infeksi HIV kronis bisa saja tidak mengalami gejala apa pun terkait HIV.
3. AIDS
Jika HIV tidak diobati atau ditangani dengan baik, virus ini akan terus melemahkan sistem kekebalan tubuh dan berkembang menjadi AIDS, yang merupakan fase terakhir dari infeksi HIV.
Cara mencegah HIV/AIDS
Terdapat sejumlah tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari HIV atau AIDS.
- Datang ke dokter untuk melakukan tes HIV/AIDS
- Hindari perilaku seksual yang berisiko
- Gunakan kondom setiap berhubungan seksual
- Batasi pasangan seksual
- Kunjungi dokter untuk menjalani tes penyakit menular seksual dan lakukan pengobatan jika Anda mengidapnya.Agen BandarQ Online
Apakah HIV/AIDS bisa diobati?
Sejauh ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV ataupun AIDS. Ketika seseorang terinfeksi HIV, virusnya tidak bisa hilang dari tubuh.
Akan tetapi, ada banyak obat yang bisa mengontrol HIV dan mencegah terjadinya komplikasi. Obat-obatan ini dikenal dengan sebutan terapi antiretroviral (ART).
Terlepas dari fase infeksi atau komplikasi yang tengah dialami, setiap orang yang menderita HIV perlu menjalani terapi ini.
Secara umum, terapi ART melibatkan dua atau lebih obat-obatan dari beberapa kelas obat yang berbeda. Pendekatan ini memiliki peluang terbaik untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam darah (viral load).
0 Komentar