MEJAQQ - Paracetamol memang obat yang aman. Namun, penggunaan jangka panjang secara sembarangan bisa menyebabkan efek samping paracetamol muncul, seperti risiko kerusakan hati.
Paracetamol mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang. Jenis obat ini sering digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti demam, nyeri haid, sakit gigi, dan sakit kepala. Paracetamol memang dapat dibeli bebas dan tergolong aman.
Akan tetapi, pemakaiannya yang sembarangan dalam jangka panjang tanpa memperhatikan indikasi bisa menimbulkan efek samping paracetamol. Lantas, apa saja efek samping paracetamol? Apakah paracetamol menyebabkan kantuk? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Efek samping paracetamol
Paracetamol (acetaminophen) adalah obat pereda nyeri (analgetik) dan penurun demam (antipiretik). Anda bisa mendapatkan paracetamol dengan mudah di apotek atau warung terdekat tanpa harus pakai resep dokter. Sediaan paracetamol tablet yang paling umum adalah 500 mg.
Obat ini tergolong aman jika dikonsumsi sesuai aturan pakai atau resep dokter. Jumlah maksimal pemberian paracetamol untuk orang dewasa adalah 1.000 mg (1 gram) per kali setiap 4-6 jam dengan batas maksimal 4.000 mg (4 gram) per hari. Terlalu banyak minum paracetamol juga bisa memicu risiko efek samping.
Masih terus diteliti, sejauh ini ada beberapa masalah kesehatan yang mungkin menjadi efek samping paracetamol, antara lain:
1. Kerusakan hati
Penggunaan paracetamol secara berlebihan, bahkan setiap hari dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan hati atau hepatotoksik.
Risiko efek samping ini bisa semakin meningkat pada orang yang memiliki penyakit hati, pengguna alkohol, orang yang kekurangan nutrisi, dan anak-anak.
Sebuah penelitian dalam jurnal Archives of Disease in Childhood menyatakan bahwa overdosis paracetamol pada anak dikaitkan dengan kejadian hepatotoksik, alias kerusakan hati akibat obat.
2. Penyakit kardiovaskuler
Penggunaan paracetamol yang tidak tepat juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, seperti memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Sebenarnya efek samping ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan penyakit kardiovaskuler yang muncul sebagai efek samping obat golongan NSAID.
tapi Meski demikian, konsumsi paracetamol tetap harus diperhatikan terutama bagi orang dengan riwayat penyakit kardiovaskuler.
Sebuah penelitian terdahulu dalam British Journal of Clinical Pharmacology membuktikan adanya peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi yang menggunakan paracetamol sebanyak 1.000 miligram tiga kali sehari lebih dari 2 minggu. Meski lagi-lagi, butuh penelitian lebih luas untuk membuktikannya. Daftar MejaQ
3. Gangguan saluran pencernaan
Efek samping penggunaan dosis tinggi paracetamol dikaitkan dengan kejadian gangguan saluran pencernaan berupa perdarahan (gastrointestinal bleeding).
Penelitian terdahulu dalam jurnal yang sama menyatakan bahkan konsumsi lebih dari 2-3 gram per hari dapat meningkatkan risiko perdarahan di saluran pencernaan.
4. Penyakit ginjal
Efek samping penggunaan paracetamol yang salah juga bisa menyerang fungsi ginjal, salah satunya kondisi gagal ginjal.
Masih dari jurnal yang sama, penelitian menyebutkan, terdapat 1-2% kejadian penyakit ginjal akut dikaitkan dengan overdosis paracetamol.
5. Gangguan kehamilan dan janin
Meskipun paracetamol termasuk salah satu obat yang aman bagi ibu hamil, risiko efek samping mungkin saja terjadi jika penggunaannya tidak tepat. Efek samping paracetamol yang muncul bisa berupa gangguan kehamilan dan janin. Efek samping ini tergantung pada dosis dan durasi pengobatan, serta usia kandungan.
Penggunaan paracetamol dosis tinggi dalam waktu yang lama pada ibu hamil trimester awal bisa meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf janin, gangguan pernapasan, dan gangguan reproduksi.
Meski demikian, dokter akan tetap meresepkannya jika memang dirasa perlu. Jadi, Anda tidak perlu khawatir.
Perlu diingat, beberapa efek samping paracetamol di atas mungkin masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya. Paracetamol memang obat yang aman untuk semua kalangan, termasuk ibu hamil dan anak-anak, selama digunakan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Yang terpenting, pastikan Anda mengonsumsinya tepat guna sesuai aturan pakainya.
Apakah paracetamol menyebabkan kantuk?
Selain efek jangka panjang, ada pula beberapa efek langsung yang mungkin muncul setelah konsumsi obat.
Paracetamol termasuk obat sakit kepala atau antinyeri lainnya yang paling umum. Beberapa orang melaporkan efek mengantuk setelah konsumsi obat mengandung paracetamol untuk sakit kepala, misalnya.
Nyatanya, obat yang hanya memiliki kandungan paracetamol atau acetaminophen tidak menyebabkan kantuk. Jenis obat ini hanya bertujuan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Rasa kantuk yang muncul setelah minum obat mengandung paracetamol mungkin saja disebabkan oleh kandungan lain yang ada dalam obat tersebut. Obat flu, misalnya, sering kali menggabungkan beberapa bahan aktif, seperti paracetamol dan pseudoefedrin.
Campuran pseudoefedrin inilah yang mungkin dapat menyebabkan kantuk.
Selain itu, mengantuk setelah minum paracetamol mungkin disebabkan karena obat mulai kerja. Saat efek menghilangkan rasa sakit mulai bekerja, Anda pun jadi lebih mudah tidur karena rasa sakit mereda dan membuat Anda lebih nyaman.
Penelitian terdahulu dalam jurnal Trials, menyatakan bahwa belum ada studi yang menunjukan bahwa acetaminophen bisa secara langsung mengatasi gangguan tidur.
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa orang yang tidur lebih nyenyak setelah minum acetaminophen mungkin memiliki keluhan nyeri yang tidak diketahui sebelumnya.
Sementara itu, ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa efek acetaminophen yang membuat kantuk hanya bersifat placebo atau sugesti belaka. Agen BandarQ Online
Cara mencegah efek samping paracetamol
Paracetamol adalah obat yang cenderung aman jika digunakan sesuai aturan pakai. Namun, beberapa risiko efek samping mungkin saja terjadi, terlebih jika ternyata Anda memiliki alergi obat ini.
Ada cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah efek samping paracetamol, antara lain:
- Pastikan Anda tidak alergi terhadap jenis obat acetaminophen atau paracetamol, konsultasikan ke dokter akan hal ini
- Minum obat sesuai indikasi penyakit dan aturan pakai pada kemasan atau resep dokter
- Jangan menggunakan paracetamol lebih dari 3 hari tanpa konsultasi dokter
- Hindari menggunakan paracetamol bersamaan dengan obat batuk, pilek, alergi, atau obat nyeri lainnya untuk menghindari interaksi obat, kecuali disarankan oleh dokter
- Jangan minum alkohol sebelum minum paracetamol untuk mencegah interaksi obat yang menurunkan kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping
- Konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki penyakit kronis, seperti penyakit hati dan ginjal, sebelum mengonsumsi paracetamol
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui
- Jangan gunakan pada anak di bawah usia 2 tahun tanpa anjuran dokter
Paracetamol (acetaminophen) adalah salah satu obat yang cukup populer dan banyak digunakan untuk mengatasi nyeri dan demam. Jenis obat pereda nyeri ini tergolong aman jika dikonsumsi sesuai aturan pakai atau resep dokter.
Konsumsi berlebihan dan jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan lain seperti kerusakan hati dan ginjal.
Jika Anda mengalami gejala efek samping paracetamol seperti gatal, kemerahan, sulit bernapas, dan pembengkakan di wajah, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.
0 Komentar