Ketahui Gejala & Penyebab Virus Hendra

MEJAQQ Meski jumlah kasus COVID-19 mulai menurun, tetap taati prokes dan tingkatkan kewaspadaan ya Jovians! Diketahui muncul virus baru, virus Hendra (HeV) yang diduga berpotensi menjadi pandemi lanjutan setelah COVID-19. Virus Hendra varian baru yang tidak dikenal ditemukan oleh para peneliti di Australia, yang menyebabkan kematian pada kuda-kuda di Australia. Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi penularan virus pada manusia dibandingkan varian sebelumnya.

Apa itu virus Hendra?

Dikutip dari situs resmi COVID-19 Indonesia, Virus Hendra adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hendra (equine morbillivirus) yang tergolong dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1994 di daerah bernama Hendra, Australia. Di Indonesia sendiri, virus ini pernah muncul di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Manado, pada 2013 lalu.

Masih satu keluarga dengan virus Nipah, virus yang menyerang hewan ternak, virus Hendra menular dari kelelawar ke hewan lain, dan kemudian ke manusia (zoonosis). Hingga saat ini, kasus virus Hendra yang menjangkit manusia berjumlah 7 kasus sejak tahun 2013.

Diduga, penularan virus Hendra ke manusia sama seperti penyakit zoonosis lainnya, yakni dengan paparan cairan atau jaringan tubuh hewan yang terinfeksi virus. Biasanya, virus ini paling banyak menyerang kuda peternakan, dengan masa inkubasi selama 9 hingga 16 hari.Daftar MejaQQ

Karena tingkat kematian yang tinggi ini, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menilai bahwa virus Hendra lebih mematikan daripada virus COVID-19. Dilansir dari laman resmi Unair, ia mengatakan, “Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian.”

Oleh sebab itu, Laura menyarankan agar segala informasi mengenai virus ini dijadikan sebagai peringatan, mengingat masyarakat Indonesia banyak yang hidup berdampingan dengan hewan.

Dilansir dari BBC Indonesia, peneliti ketahanan kesehatan global, Dicky Budiman juga menambahkan, “Kita sendiri dari sisi penataan, lokasinya sangat rentan, dekat dengan manusia, padat penduduk, sanitasinya juga buruk, surveillance-nya juga buruk atau rendah. Artinya, potensi beban lebih besar ada di negara-negara berkembang dan negara miskin.”

Dengan munculnya virus Hendra di Indonesia pada 2013 lalu, Dicky mengharapkan pemerintah dapat lebih waspada dan memberikan perhatian lebih pada virus ini, agar potensi pandemi seperti COVID-19 dapat diatasi lebih cepat.

MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA

Kenali gejalanya

Virus ini dibawa oleh kelelawar (flyingfox dari genus Pteropus) dan kemudian menginfeksi kuda melalui urin. Kuda terjangkit akan mumunculkan gejala demam, berguling, sesak napas, keluar cairan dari hidung, jalan yang tidak seimbang, dan sejumlah gejala lainnya.

Pada manusia, gejala virus baru muncul setelah beberapa hari setelah kontak erat dengan hewan yang terinfeksi. Sejumlah gejalanya meliputi:

  • Kelelahan
  • Demam
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala

Radang otak, kejang, dan koma bisa saja terjadi pada kasus yang sudah parah. Meski penyakit ini jarang ditemui, angka kematian atau case fatality rate pada manusia sangat tinggi, yakni 57 persen. Diagnosis virus ini dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan vaksin atau pengobatan yang spesifik untuk atasi virus Hendra, baik pada hewan maupun manusia. Oleh sebab itulah, varian baru dari virus ini dinilai cukup mengkhawatirkan.

“Satu dari dua yang terinfeksi bisa meninggal. Dari awal ditemukan sudah seperti itu. Artinya, kalau ada strain-strain baru, ini fatal sekali, semua yang kena bisa meninggal,” ucap Dicky.Agen BandarQ Online

Cara mencegah virus Hendra

Penyakit virus ini dapat dicegah dengan sejumlah cara berikut:

  • Terus taati prokes 3M (mencuci tangan, masker, menghindari kerumunan)
  • Hindari perburuan hewan liar
  • Hindari kontak dengan hewan ternak yang dapat tertular infeksi. Bila perlu melakukan kontak, gunakan alat pelindung diri (APD).
  • Hanya konsumsi makanan dan daging yang matang
  • Tidak mengonsumsi buah langsung dari pohonnya, karena kelelawar dapat mengkontaminasi buah
  • Cuci dan kupas buah secara menyeluruh sebelum dikonsumsi. Hindari buah dengan bentuk yang tidak sempurna atau ada bekas gigitan.
  • Hindari kontak dengan orang yang dicurigai terinfeksi
  • Meningkatkan daya tahan tubuh juga merupakan salah satu upaya pencegahan terbaik. Terapkan pola makan sehat dan rutin olahraga. 

Posting Komentar

0 Komentar