MEJAQQ - Setiap orang tua tentu menginginkan agar anaknya terhindar dari segala jenis kecelakaan. Meski begitu, ada kalanya si Kecil mungkin terlepas dari pantauan Mums atau Dads, sehingga menyebabkan dirinya mengalami celaka.
Dalam beberapa kasus, kecelakaan pada anak dapat menyebabkan mereka mengalami gegar otak. Tentunya kondisi ini merupakan kondisi darurat medis yang tidak boleh disepelekan. Nah, pada pembahasan kali ini, yuk Mums cari tahu apa saja gejala dan tanda gegar otak pada bayi yang perlu diwaspadai.
Apa Itu Gegar Otak?
Menurut American Academy of Pediatrics, gegar otak adalah kondisi cedera kepala yang disebabkan oleh sentakan atau pukulan tiba-tiba. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi normal otak anak. Dalam kasus ringan, gegar otak bersifat jinak dan dampaknya pada fungsi otak hanya bersifat sementara. Namun, dalam beberapa kasus, gegar otak juga dapat mengganggu aktivitas otak normal sehingga membuat bayi tidak sadarkan diri.Daftar MejaQQ
Harvard Medical School membagi kondisi gegar otak ke dalam 3 skala berdasar tingkat keparahannya, yaitu:
- Tingkat 1 : bentuk gegar otak yang paling ringan, ketika fungsi otak individu kembali normal setelah 15 menit.
- Tingkat 2 : ketika otak tidak berfungsi dan penderita mengalami pusing selama lebih dari 15 menit.
- Tingkat 3 : kondisi yang sangat parah sehingga membuat penderitanya tidak sadarkan diri.
Tanda dan Gejala Gegar Otak pada Bayi
Meski gegar otak yang terjadi masih dalam derajat ringan. kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, gegar otak adalah cedera kepala tertutup di bagian dalam yang mungkin saja dapat memengaruhi kondisi otak.
Untuk memastikan kondisi si Kecil, Mums perlu memeperhatikan tanda-tanda ini. Jika si Kecil menunjukkan gejala berikut setelah mengalami cedera, segera hubungi tenaga medis untuk penanganan lebih serius. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Kehilangan kesadaran. Bayi menjadi tidak sadar atau tampak agak limbung karena cedera pada neuron yang memengaruhi fungsi otak normal.
- Pusing atau masalah keseimbangan tubuh. Bayi mungkin akan tampak kehilangan keseimbangan saat berjalan atau merangkak. Ia juga mungkin akan menunjukkan koordinasi yang buruk dalam gerakan tubuh lainnya.
- Berbicara dengan tidak jelas. Dalam kondisi ini, bayi tidak dapat memahami instruksi dan tampak tidak responsif. Pada bayi yang sudah berusia lebih besar dan sudah bisa berbicara, mereka mungkin akan kesulitan saat menyusun kalimat dan bicaranya tidak jelas.
- Hilangnya minat secara tiba-tiba. Bayi tampak mulai tidak menikmati kegiatannya dan cenderung diam atau bahkan tidak merespons.
- Menangis berlebihan. Gegar otak menimbulkan nyeri tumpul yang membuat bayi tidak nyaman dan akhirnya menangis.
- Muntah dan mual. Bayi tidak dapat mencerna apa pun dan akan memuntahkan segala sesuatu yang ia makan. Balita yang lebih besar mungkin juga akan mengeluhkan sakit pada bagian perut.
- Perdarahan atau keluarnya cairan melalui hidung atau telinga. Keluarnya darah dari hidung atau telinga menunjukkan adanya pembuluh darah yang rusak. Selain perdarahan, jika bayi juga mengeluarkan cairan tetapi tidak dalam kondisi sedang flu, maka bisa jadi cairan tersebut adalah cairan serebrospinal yang bocor dan keluar melalui hidung.
- Kejang. Biasanya disertai juga dengan tangisan hebat dari bayi.
- Tubuh kaku atau lemas. Tubuh bayi tampak kaku atau justru lemas.
Beberapa tanda dan gejala yang disebutkan ini bisa langsung terlihat setelah bayi mengalami gegar otak. Namun, ada pula yang baru muncul setelah beberapa saat dan mungkin muncul kembali setelah penderita sembuh. Gejala seperti ini disebut dengan sindorm pasca-gegar otak.Agen BandarQ Online
Nah, itulah beberapa gejala dan tanda gegar otak pada bayi. Apabila si Kecil mengalami beberapa tanda yang telah disebutkan atau tampak ada benjolan pada area kepalanya setelah cedera, segera bawa ke dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.
0 Komentar