Beberapa Penyakit yang Membutuhkan Transfusi Darah

MEJAQQ Ada beberapa penyakit yang membutuhkan transfusi darah demi mencukupi kembali volume darah yang hilang. Selain itu, mungkin juga transfusi diperlukan karena tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah sesuai kebutuhan.Daftar MejaQQ

MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA

Penyakit yang membutuhkan transfusi darah

Terkadang, seseorang memerlukan transfusi karena kehilangan banyak darah setelah cedera atau operasi. Selain itu, ada beberapa penyakit yang membutuhkan donor darah seperti:

1. Anemia

Donor darah akan membantu mengatasi anemia karena memberikan sumber zat besi yang dapat diolah kembali oleh tubuh. Umumnya, transfusi sangat direkomendasikan bagi pasien di ICU yang kadar hemoglobinnya kurang dari 8 gram per desiliter. Efek setelah donor darah bisa meredakan gejala dengan sangat cepat. Namun, bisa saja kondisi ini hanya membaik sementara bergantung pada penyebab terjadinya anemia.

2. Hemofilia

Donor darah diperlukan oleh pasien hemofilia untuk mengatasi kehilangan banyak darah. Hemofilia adalah penyakit langka ketika darah tidak bisa membeku dengan normal karena kekurangan protein pembeku darah (clotting factor).

Mengingat kondisinya seperti ini, maka pasien hemofilia bisa saja mengalami perdarahan mendadak. Selain itu, ketika menjalani operasi atau mengalami cedera, perdarahan bisa terjadi cukup parah.

3. Kanker

Pasien jenis kanker tertentu juga mungkin memerlukan transfusi darah apabila sumsum tulang mereka tidak memproduksi cukup platelet. Ini berkaitan dengan rangkaian terapi radiasi atau kemoterapi yang mereka jalani. Terapi ini dapat merusak sel-sel di sumsum tulang.

Terlebih, beberapa jenis kanker juga menyebabkan anemia atau rendahnya sel darah merah. Itulah mengapa perlu ada donor darah untuk mengatasinya. Contohnya adalah kanker yang berkaitan dengan sistem pencernaan karena rentan menyebabkan pendarahan dalam.

4. Sickle cell disease

Pada penyakit yang membutuhkan transfusi darah ini, tujuan prosedur ini adalah mengurangi risiko komplikasi. Selain itu, juga meredakan gejala anemia parah. Bahkan, transfusi darah dapat mencegah stroke pertama pada anak-anak penderita sickle cell disease.

Sistem kerjanya sama. Transfusi darah akan memberikan suplai sel darah merah mencukupi ke tubuh pasien. Dengan demikian, kekentalan darah akan berkurang dan bisa mengalir lebih cepat sehingga komplikasi dapat terhindarkan.

5. Penyakit hati

Penting bagi penderita penyakit hati untuk mendapatkan donor darah. Sebab, pasien dengan penyakit hati kronis rentan mengalami pendarahan. Biasanya, ketika pasien penyakit hati kehilangan banyak darah, dokter akan mencari tahu dari mana sumbernya.

Infeksi lain yang cukup parah juga bisa membuat tubuh seseorang berhenti memproduksi darah. Inilah yang membuat infeksi parah termasuk penyakit yang membutuhkan donor darah.

6. Gagal ginjal

Pada beberapa kasus penyakit ginjal kronis atau bahkan gagal ginjal, dokter merekomendasikan transfusi darah. Tujuannya untuk mengurangi anemia parah.

Alasannya adalah karena gagal ginjal merupakan pemicu utama seseorang mengalami anemia. Ginjal tidak bisa memproduksi cukup hormon eritropoietin (EPO). Ketika hormon ini rendah, maka jumlah sel darah merah pun turun sehingga terjadi anemia. Namun demikian, penyebab utamanya tetap harus diatasi.Agen BandarQ Online

Proses transfusi darah untuk terapi

Sebelum transfusi darah dilakukan, harus melalui tes laboratorium. Tujuannya memastikan darah donor dan penerima cocok. Jika tidak, bisa saja terjadi komplikasi serius. Pasien yang pernah mengalami reaksi pada transfusi darah sebelumnya juga harus menginformasikan kepada dokter.

Prosedur pemberian transfusi darah biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik. Donor darah akan dimasukkan ke salah satu pembuluh darah. Sebelumnya, dokter atau petugas akan memastikan identitas dan golongan darah.

Selain itu, biasanya dokter juga akan memberikan obat dosis ringan seperti acetaminophen atau diphenhydramine untuk mengurangi efek samping. Proses transfusi bisa berlangsung selama satu hingga empat jam.

Setelah prosedur tuntas, sebagian besar orang bisa beraktivitas normal kembali. Namun pastikan bertanya pada dokter apa yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Thank you for this wonderful post! It has long been very beneficial. I wish which you will carry on posting your expertise with us. Lets enjoy with video!
    Squirt

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)