MEJAQQ - Terdiagnosis menderita asma, tidak cukup hanya sampai di situ. Memahami jenis asma yang diderita membuat proses penanganan bisa lebih akurat. Terlebih, reaksi seseorang terhadap asma bisa berbeda-beda. Untungnya, rata-rata cara penanganannya mirip satu dengan lainnya
Terdiagnosis menderita asma, tidak cukup hanya sampai di situ. Memahami jenis asma yang diderita membuat proses penanganan bisa lebih akurat. Terlebih, reaksi seseorang terhadap asma bisa berbeda-beda.
Namun, jangan khawatir jika belum tahu pasti jenis asma yang dialami. Sebab, rata-rata cara penanganannya mirip satu dengan lainnya.
Mengenal jenis asma
Sekarang, saatnya mengulik apa saja jenis asma yang mungkin diderita seseorang:
1. Asma alergi
Disebut juga asma atopik, ini adalah asma yang dipicu alergen seperti benang sari, bulu hewan peliharaan, debu, atau tungau. Sekitar 80% orang yang menderita asma alergi juga memiliki kondisi serupa seperti alergi makanan atau eksim.
Dokter biasanya akan meresepkan preventer inhaler untuk digunakan setiap hari. Selain itu, ada juga reliever inhaler untuk kondisi ketika gejala asma kambuh.
Sebisa mungkin, orang dengan asma jenis ini menghindari pemicunya. Contohnya dengan mengatur waktu kapan keluar rumah saat alergen tidak sedang tinggi-tingginya.Daftar MejaQQ
2. Asma non-alergi
Jenis asma non-atopik ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan asma alergi. Pemicunya pun tidak dipahami betul. Namun, lebih sering terjadi ketika seseorang sudah berusia lanjut.
3. Asma musiman
Jika asma hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu saja sepanjang tahun, mungkin itu adalah asma musiman. Artinya ketika tidak ada pemicu di sekitar, maka asma pun tidak akan kambuh.
Untuk penanganannya, bisa dengan mengonsumsi obat dari dokter pada saat musim asma kambuh. Biasanya, pemicunya berkaitan dengan cuaca atau partikel tertentu di udara.
4. Asma okupasional
Sesuai namanya yang berasal dari kata occupation dalam bahasa Inggris, jenis asma ini terjadi karena pekerjaan. Ciri-cirinya adalah asma baru muncul ketika sudah dewasa dan gejalanya membaik saat sedang tidak bekerja.
Jenis asma ini mirip dengan asma alergi. Contohnya, seorang baker yang alergi dengan bubuk tepung atau tenaga medis yang alergi dengan lateks. Berinteraksi dengan benda-benda itu di lingkungan pekerjaan bisa menyebabkan asma kambuh.
Diskusikan bersama dokter untuk tahu bagaimana pencegahan sekaligus penanganan yang tepat untuk asma okupasional. Faktor lain seperti lingkungan kerja dan stres juga bisa berperan dalam penyakit ini.
MEJAQQ: AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA
5. Difficult asthma
Ada juga orang yang menderita difficult asthma. Istilah ini merujuk pada kesulitan menanganinya karena ada kondisi medis lain yang diderita, seperti alergi. Selain itu, kesulitan mengingat untuk mengonsumsi obat pencegah asma juga berkaitan erat dengan kondisi ini.
Tanda-tanda difficult asthma di antaranya:
- Gejala asma tidak mereda meski telah diberikan obat atau penanganan
- Perlu menggunakan reliever inhaler lebih dari tiga kali sepekan, salah satunya dengan gejala serangan asma cukup parah
- Kerap mengalami serangan asma
Untuk menanganinya, perlu ada kombinasi pengobatan yang benar-benar efektif. Bahkan, mungkin harus mencoba penanganan satu lalu beralih ke metode lain apabila dirasa kurang efektif.
6. Asma parah
Berbeda dengan difficult asthma, sever asthma bisa terjadi pada 4% penderitanya. Diagnosis ini hanya bisa diberikan oleh dokter. Tanda-tanda severe asthma adalah:
- Mengalami lebih dari dua kali serangan asma sepanjang tahun
- Meski sudah mengonsumsi obat dengan dosis lebih tinggi, gejala tetap muncul
- Menggunakan reliever inhaler lebih dari tiga kali sepekan
Penderita asma jenis ini biasanya perlu diberikan obat dari kelas berbeda yaitu obat produk biologi. Selain itu, bisa juga dengan pemberian tablet steroid jangka panjang untuk mereduksi peradangan di saluran pernapasan.
7. Asma “brittle”
Dokter juga bisa mendeskripsikan kondisi seseorang dengan sebutan asma “brittle”. Namun, istilah medis ini tidak lagi digunakan dan kerap digantikan dengan sebutan severe asthma seperti penjelasan poin sebelumnya. Terkadang, ada dokter yang masih menggunakan istilah ini untuk menjelaskan kambuhnya asma secara tiba-tiba.
8. Asma akibat olahraga
Orang-orang yang tidak terdiagnosis asma sekalipun bisa merasakan gejala serupa penyakit asma saat berolahraga. Dalam dunia medis, ini disebut exercise-induced bronchoconstriction. Berbeda dengan asma, sebab menyempitnya saluran napas tidak terjadi karena penyakit asma.
Umumnya, asma jenis ini terjadi pada orang yang sedang berolahraga intensitas tinggi pada cuaca dingin. Gejalanya adalah dada terasa sesak, batuk, lemah, dan kehabisan napas saat atau setelah berolahraga.
Konsultasikan dengan dokter untuk tahu persis diagnosisnya. Dokter akan melakukan tes fungsi paru, exercise challenge, dan memberikan obat pereda asma yang perlu dikonsumsi sebelum berolahraga.
9. Adult onset asthma
Biasanya, asma mulai muncul sejak masa kanak-kanak. Namun, tak menutup kemungkinan seseorang terdiagnosis menderita asma saat sudah dewasa. Ini disebut adult onset asthma atau late onset asthma.
Beberapa penyebab terjadinya hal ini bisa karena asma okupasional, merokok atau kerap terpapar asap rokok, obesitas, hormon perempuan yang tidak stabil, hingga kejadian hidup yang memicu stres luar biasa.Agen BandarQ Online
10. Childhood asthma
Jutaan anak di dunia menderita asma sejak kecil. beberapa dari mereka merasakan gejalanya jauh membaik atau bahkan menghilang sepenuhnya saat tumbuh besar. Namun perlu diingat bahwa asma ini bisa kembali kambuh, terutama jika kondisi sebelumnya cukup parah.
0 Komentar