MEJAQQ - Pemicu alergi mata biasanya adalah serbuk sari, debu, bulu hewan peliharaan, hingga alergen lain baik di dalam maupun luar ruangan. Gejala yang muncul biasanya adalah mata bengkak dan gatal.
Bukan hanya alergi makanan, alergi mata juga bisa saja terjadi. Pemicu biasanya adalah serbuk sari, debu, bulu hewan peliharaan, hingga alergen lain baik di dalam maupun luar ruangan. Gejala yang muncul biasanya adalah mata bengkak dan gatal.
Untuk menanganinya, dokter akan memastikan apakah yang terjadi adalah konjungtivitis mata atau infeksi mata. Apabila mengalami alergi pada mata, pembuluh darah di permukaan mata akan tampak bengkak.Daftar MejaQQ
Apa saja pemicunya?
Konjungtivitis mata adalah reaksi alami sistem kekebalan tubuh sebagai bentuk pertahanan diri saat ada zat asing masuk ke tubuh. Ketika alergi mata terjadi, tubuh akan bereaksi kepada hal yang sebenarnya tidak berbahaya.
Contoh pemicu alergi di antaranya:
- Serbuk sari dari rumput, semak-semak, dan pepohonan
- Debu
- Jamur
- Parfum
- Makeup
- Lensa kontak
- Bulu hewan peliharaan
Ketika ada interaksi dengan benda-benda di atas, sistem imun akan melepaskan histamin. Ini merupakan zat kimia yang memicu reaksi alergi berupa peradangan dan pembengkakan. Konsekuensinya, pembuluh darah di mata akan membengkak dan membuat mata merah, gatal, dan juga berair.
Gejala alergi mata
Gejala ketika seseorang mengalami alergi mata akan muncul tepat setelah terjadi kontak dengan alergen. Namun, ada pula kemungkinan alergi baru terlihat dua sampai empat hari kemudian.
Beberapa gejalanya adalah:
- Mata kemerahan
- Mata terasa gatal
- Mata berair
- Kelopak mata bengkak
- Sensasi panas dan nyeri di mata
- Sensitif terhadap cahaya
Terkadang, gejala yang muncul juga bisa disertai dengan keluhan lain seperti hidung berair, bersin-bersin, atau hidung tersumbat.
Penanganan alergi mata
Kunci untuk menangani alergi mata adalah membatasi atau menghindari kontak dengan zat pemicu alergi. Namun, tentu ini hanya bisa diaplikasikan apabila Anda sudah tahu apa alergennya.
Jika dirangkum, berikut ini beberapa langkah penanganan dan pencegahan alergi mata:
1. Menghindari alergen
Mengetahui secara pasti apa yang menjadi pemicu alergi bisa diketahui lewat pemeriksaan darah hingga skin test. Jika sudah tahu pasti, maka bisa dirancang cara untuk menghindarinya.
Sebagai contoh jika alergi serbuk sari, maka bisa menghindari berada di luar ruangan saat pagi buta atau menjelang sore. Sebab, itu adalah momen ketika angin meniupkan serbuk sari ke segala arah.
Selain itu, bisa juga disiasati dengan memakai kacamata hitam atau kacamata biasa agar serbuk sari tidak sampai masuk ke mata.
Hal ini juga berlaku untuk alergen lain seperti jamur di dalam ruangan. Upayakan tingkat kelembapan tetap rendah dan bersihkan area yang rentan lembap seperti gudang, dapur, dan kamar mandi.
2. Obat tetes mata
Beberapa jenis obat tetes mata bisa membantu meredakan gejala konjungtivitis mata. Cara kerjanya adalah dengan membasuh alergen dari mata. Tak hanya itu, obat semacam ini juga membantu menenangkan mata kering dan iritasi dengan cara menambahkan kelembapan.
Pastikan mengikuti betul bagaimana petunjuk penggunaan yang tertera dalam kemasan. Berbeda dengan obat tetes mata tanpa pengawet, jenis yang mengandung pengawet tidak boleh digunakan terlalu sering.
3. Dekongestan
Obat dekongestan mengurangi kemerahan pada mata dari alergi. Jenis dekongestan yang mengandung antihistamin dapat meredakan rasa gatal akibat alergi. Namun, jenis obat tetes mata yang mengandung dekongestan sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2-3 hari.Agen BandarQ Online
4. Antihistamin
Dokter juga bisa meresepkan obat antihistamin oral untuk meredakan gejala seperti mata gatal. Pastikan mendiskusikan dengan dokter apabila sedang mengonsumsi jenis obat lain.
Selain itu, antihistamin ini juga tersedia dalam bentuk obat tetes mata. Ketika digunakan, dapat meredakan gejala seperti mata merah, gatal, dan berair.
5. Kortikosteroid
Jenis obat tetes mata steroid digunakan untuk menangani gejala alergi mata yang kronis dan cukup parah. Contohnya gatal, kemerahan, dan juga bengkak yang berlangsung berhari-hari. Namun, obat steroid tidak boleh digunakan tanpa ada supervisi dokter mengingat risiko efek sampingnya cukup tinggi.
6. Suntik terapi imun
Apabila gejala tidak ada yang membaik lewat beberapa pilihan penanganan di atas, dokter mungkin merekomendasikan suntik terapi imun. Dengan suntik terapi imun, di dalamnya terdapat alergen dalam jumlah sangat sedikit.
0 Komentar